Utopia sebenarnya berangkat dari dua hal, yaitu realita dan harapan. singkatnya,
harapan yang ada tidak sesuai dengan realita yang ada. Memang cakupan utopia
pada pertama kali adalah tempat, khususnya sebuah negara atau kota (tidak
tertutup kemungkinan cakupan yang diperbesar atau dipersempit, maksudnya
seperti desa atau bahkan surga), namun muncul utopis-utopis yang menganggap
bahwa utopia bukan merupakan sebuah tempat, namun lebih sebagai sebuah tujuan,
baik bagi instansi-instansi, maupun perorangan. dari sinilah utopia kemudian
dianggap sebagai satu hal yang mungkin untuk dilaksanan. salah satu utopis yang
menganggap utopia mungkin adalah Lewis Mumford.
Lewis Mumford sendiri membagi dua jenis utopia berdasarkan asal mula kata
utopia. dari eutopos dia menghasilkan teori utopia of reconstruction, sedangkan
dari outopos dia menghasilkan teori utopia of escape. keduanya tetap meiliki
elemen pendukung utopia, yaitu harapan dan kenyataan. perbedaan dari kedua
teori ini hanya berada dari pelaksanaannya saja. jika dalam utopia of
reconstruction kenyataan yang ada akan dilawannya melalui tindakan-tindakan
yang dibutuhkan untuk mewujudkan harapannya, sedangkan dalam utopia of escape
kenyataan yang ada dibiarkannya menang. maksudnya adalah jika ada seorang anak
petani yang bermimpi untuk menjadi seseorang dokter, maka dalam utopia of reconstruction
tindakan yang diambilnya adalah dengan belajar bersungguh-sungguh dan mencari
cara untuk studinya. sedangkan dalam utopia of escape tindakan yang diambilnya
adalah pasrah, dan hanya memikirkan mimpinya tersebut tanpa tindakan yang .
Ada satu
catatan lagi tentang utopia of escape, yaitu ketika memikirkan mimpinya,
seseorang bisa saja tidak kuat dengan kenyataannya dan cenderung berbuat
anarkis (bunuh diri, dalam ruang lingkup lebih besar bisa berupa terorisme).
dan hal ini bisa mengarah juga ke istilah yang masih satu lingkup dengan
utopia, yaitu distopia.
( sumber http://pratiwitiwik.wordpress.com/tag/teori-determinisme-teknologi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar